Warisan Rasa Nusantara: Ketua PAFI Kecamatan Bacukiki Hadiri Peluncuran Buku Ensiklopedia Kuliner Sulsel di BBPMP

Warisan Rasa Nusantara

Makassar, 14 Mei 2025 – Warisan Rasa Nusantara Sebuah langkah penting dalam pelestarian budaya kuliner Indonesia resmi diambil pada hari Rabu, 14 Mei 2025. Bertempat di Aula Sipurio BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Sulawesi Selatan, telah diluncurkan sebuah karya monumental: Ensiklopedia Kuliner Sulawesi Selatan. Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, budayawan, dan unsur pemerintah daerah. Yang menarik perhatian adalah kehadiran Ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kecamatan Bacukiki, yang memberikan dukungan penuh terhadap peluncuran buku tersebut sebagai bentuk sinergi lintas sektor untuk menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya lokal.

Sinergi Budaya dan Kesehatan Warisan Rasa Nusantara

Kehadiran Ketua PAFI Kecamatan Bacukiki bukan tanpa alasan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pelestarian kuliner tidak hanya tentang menjaga cita rasa tradisional, namun juga berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Banyak kuliner tradisional Sulawesi Selatan yang mengandung unsur rempah alami, bahan-bahan organik, serta filosofi pengobatan tradisional yang patut digali lebih dalam.

“Budaya makan adalah bagian dari budaya hidup sehat. Dengan mengetahui sejarah dan kandungan dari kuliner daerah, kita bisa mendorong masyarakat untuk kembali ke pola makan yang lebih sehat dan alami,” ujar Ketua PAFI Kecamatan Bacukiki saat sesi dialog publik.

Ensiklopedia Sebagai Wujud Dokumentasi Budaya Warisan Rasa Nusantara

Ensiklopedia Kuliner Sulawesi Selatan yang diluncurkan ini memuat lebih dari 300 jenis makanan khas yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Buku ini disusun oleh tim peneliti budaya dan kuliner dengan melibatkan masyarakat lokal, pengrajin makanan, serta pelaku usaha mikro yang selama ini menjaga eksistensi makanan tradisional.

Buku ini bukan hanya menyajikan resep dan bahan-bahan, tetapi juga sejarah, makna simbolik, serta latar belakang sosiokultural dari tiap makanan. Peluncuran ini mendapat apresiasi tinggi karena menjadi dokumentasi penting di tengah arus modernisasi dan globalisasi makanan instan.

Peran PAFI dalam Pelestarian Tradisi Lokal

PAFI sebagai organisasi profesi yang berfokus pada dunia kefarmasian, ternyata tidak hanya bergerak di bidang kesehatan semata. Dalam beberapa tahun terakhir, PAFI menunjukkan kepedulian terhadap berbagai aspek pembangunan sosial-budaya. Ketua PAFI Kecamatan Bacukiki menyatakan bahwa budaya dan kesehatan adalah dua pilar yang harus berjalan seimbang dalam masyarakat.

“Di PAFI, kami percaya bahwa menjaga warisan budaya adalah bagian dari upaya preventif dalam menjaga kesehatan mental dan fisik masyarakat. Peluncuran buku ini menjadi momen penting untuk menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap identitas lokal,” lanjutnya.

Apresiasi dan Harapan

Acara peluncuran ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan Sulsel, tokoh adat, chef profesional, serta mahasiswa dari berbagai universitas. Dalam sesi diskusi, banyak pihak mengapresiasi kerja sama antara BBPMP, tokoh masyarakat, dan lembaga seperti PAFI yang ikut aktif dalam kegiatan ini.

Harapan ke depan adalah agar ensiklopedia ini tidak berhenti sebagai buku referensi semata, tetapi menjadi pemicu gerakan sadar budaya yang lebih luas. Ada wacana untuk membuat versi digital dari ensiklopedia tersebut serta mengintegrasikannya dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah Sulawesi Selatan.

Penutup

Kehadiran Ketua PAFI Bacukiki dalam peluncuran Ensiklopedia Kuliner Sulsel membuktikan bahwa pelestarian budaya adalah tugas semua pihak. Dari kesehatan hingga pendidikan, dari dunia farmasi hingga dunia kuliner—semua dapat bersinergi dalam membangun Indonesia yang berkarakter dan sehat.

Langkah ini adalah pengingat bahwa cita rasa lokal bukan sekadar tentang rasa di lidah, tetapi juga rasa cinta pada tanah air dan warisan nenek moyang. Semoga semangat ini terus hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Post Comment