Prediksi Pafi Akan Terjadi Kisruh Haji Furoda di RI: Travel Rugi Besar, Jemaah Batal Berangkat
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) menyampaikan kekhawatirannya terkait potensi kisruh dalam penyelenggaraan Haji Furoda tahun ini di Indonesia. Prediksi ini muncul berdasarkan banyaknya laporan ketidaksiapan biro travel, keterlambatan visa, hingga minimnya regulasi tegas dari pihak berwenang.
Program Haji Furoda, atau haji tanpa antre resmi lewat undangan pemerintah Arab Saudi, kerap jadi pilihan jemaah yang ingin berangkat lebih cepat. Tapi tahun ini, sejumlah anggota PAFI mencatat adanya lonjakan keluhan dari calon jemaah dan biro perjalanan.
Banyak Travel Terancam Bangkrut
Salah satu masalah utama adalah kerugian besar yang dialami biro travel penyelenggara Haji Furoda. Banyak dari mereka sudah menerima pembayaran penuh dari jemaah, tapi proses perolehan visa tidak berjalan sesuai harapan.
“Beberapa biro terpaksa mengembalikan uang atau menanggung denda tinggi. Ada juga yang sudah menyewa hotel dan transportasi di Mekkah, tapi jemaah belum tentu dapat visa,” ujar salah satu anggota PAFI yang aktif di bidang pengawasan kesehatan perjalanan.
Kerugian ini bisa mencapai miliaran rupiah per biro. Jika tidak ada solusi dari otoritas terkait, hal ini bisa memicu gelombang gugatan hukum dan kepercayaan publik yang menurun terhadap penyelenggaraan Haji Furoda.
Jemaah Gagal Berangkat, Trauma Massal Mengintai
Efek domino dari kisruh ini pun dirasakan langsung oleh para calon jemaah. Banyak dari mereka sudah mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan finansial, bahkan sejak setahun sebelumnya. Namun karena visa tak kunjung keluar, mereka terpaksa gagal berangkat ke Tanah Suci.
Beberapa jemaah bahkan mengalami tekanan mental hingga gangguan kesehatan akibat stres berat. Hal ini menjadi perhatian serius PAFI, yang memiliki tanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat.
“Persiapan haji itu bukan hanya logistik. Kesehatan mental dan fisik jemaah juga harus dijaga. Jika gagal berangkat, apalagi karena kelalaian biro, dampaknya bisa panjang,” ujar seorang petugas farmasi di salah satu rumah sakit haji di Makassar.
Kurangnya Regulasi Tegas Picu Masalah Berulang
Menurut PAFI, salah satu penyebab utama kekacauan ini adalah kurangnya regulasi dan pengawasan tegas dari pemerintah terhadap penyelenggara HajiFuroda. Berbeda dengan haji reguler dan haji plus, jalur Furoda sering kali dijalankan oleh travel yang tidak sepenuhnya berizin atau minim koordinasi dengan otoritas haji nasional.
PAFI mendesak agar Kementerian Agama dan otoritas terkait lebih tegas dalam membuat aturan dan sanksi. Tanpa aturan jelas, maka potensi penipuan dan kerugian seperti ini akan terus terulang.
PAFI Minta Peran Aktif Lintas Profesi
PAFI juga menyerukan agar semua pihak, termasuk profesi di luar bidang farmasi, ikut terlibat dalam mengawasi penyelenggaraan haji. Apalagi haji bukan hanya soal ibadah, tapi juga menyangkut keselamatan, kesehatan, dan hak konsumen.
Kolaborasi antara petugas kesehatan, regulator, dan pelaku industri travel menjadi hal yang sangat penting agar kisruh seperti ini bisa dicegah di tahun-tahun mendatang.
Penutup
Prediksi PAFI terkait potensi kisruh HajiFuroda di Indonesia seharusnya jadi peringatan serius bagi semua pihak. Jangan sampai nama baik penyelenggaraan ibadah terganggu karena kelalaian sistem dan lemahnya pengawasan.
Kejadian ini bisa berdampak buruk, bukan hanya secara ekonomi, tapi juga psikologis bagi jemaah. Saatnya regulasi diperkuat dan semua pihak lebih tanggap dalam menangani isu ini sebelum menjadi krisis nasional.
Post Comment